Pondok pesantren merupakan suatu instansi pendidikan Islam yang mana para siswanya tinggal bersama di suatu tempat. Guru yang membimbing dikenal dengan sebutan kiai, sedangkan siswa yang dibimbing dikenal dengan sebutan santri.
Pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Menurut KBBI, pondok adalah bangunan untuk tempat sementara (seperti yang didirikan di lading, di hutan, dan sebagainya); teratak.
Sedangkan pesantren adalah asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji dan sebagainya. Pondok menurut pengertian dasarnya berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu, sedangkan pesantren adalah tempat belajar para santri.
Dahulu masyarakat Indonesia mendengar tentang pondok pesantren pasti persepsi mereka bermacam-macam, mulai dari yang baik, buruk, bahkan aneh. Berbagai persepsi sebagian masyarakat di antaranya, yaitu kegiatan yang sangat padat, aturan yang sangat ketat dan mengekang, tempat tinggal yang kumuh, hidupnya melarat, diperuntukkan orang-orang pedesaan.
Padahal itu hanyalah persepsi sebagian kecil orang yang tidak tahu yang sebenarnya tentang seluk beluk kehidupan pesantren. Di lingkungan pesantren, santri-santri sejatinya diajari hidup disiplin, sederhana, mandiri, dan survive dengan berbagai situasi dan kondisi.
Tentunya para santri dibekali pengajaran keilmuan keislaman yang mendalam. Di samping itu juga umumnya mereka ditunjang dengan sistem pendidikan sekolah formal dan berbagai keterampilan untuk bekal ketika mereka lulus.
Itulah mengapa pondok pesantren tetap eksis sampai sekarang yang jumlahnya telah mencapai hampir 30 ribu pesantren di seluruh Indonesia. Hal ini karena pesantren tidak hanya mencetak generasi yang cerdas berilmu, melainkan juga generasi berakhlak dan berkarakter.
Pondok pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar bagi para siswa, akan tetapi beberapa dekade belakangan ini ketika sudah berstatus mahasiswa pun banyak yang ingin tetap belajar di pondok pesantren. Pondok pesantren mahasiswa ini banyak didirikan di sekitar kampus-kampus. Dengan begitu, para santri tidak sekedar cerdas secara intelektual, namun juga sosial dan spiritual.
Tips Agar Santri Betah di Pondok
Bagi seseorang yang pertama kali mondok atau menjadi santri pasti hal itu sangat sulit. Hal tersebut merupakan hal yang lumrah dialami oleh seseorang yang pertama kali menjadi santri. Keadaan tersebut disebut dengan masa transisi, yaitu peralihan dari keadaan yang satu ke keadaan yang lainnya.
Dalam upaya seseorang adaptasi dalam mondok, berikut ini 7 tips ampuh buat anak-anak santri baru agar betah (kerasan) di pondok pesantren:
1. Menjalani kegiatan pondok dengan semangat dan niat yang ikhlas.
Semangat dan niat yang ikhlas merupakan cara yang paling ampuh agar kerasan di pesantren. Dengan semangat dan niat ikhlas tersebut seseorang dapat betah walaupun kadang kegiatan di pondok itu cukup padat teratur dan peraturan yang disiplin.
Maka dari itu, sebelum menjalani kegiatan-kegiatan di pondok, seseorang harus memiliki semangat yang kuat dan niat yang ikhlas karena Allah Swt. Hal ini agar santri dimudahkan menjalani berbagai kegiatan yang bermanfaat.
2. Akrab dengan banyak teman pondok.
Memiliki banyak teman dapat membuat kita merasa terhibur. Mereka dapat menghilangkan rasa letih seseorang karena kegiatan pondok. Seseorang dapat akrab dengan banyak teman, tetapi seseorang juga harus memilah dengan siapa dia berteman. Jangan sampai teman tersebut malah menggiring dia kepada sifat malas dalam belajar dan beribadah.
3. Mencari teman dekat atau sahabat yang dapat dijadikan tempat berbagi segalanya.
Sahabat dapat menjadi tempat berbagi segalanya, baik itu kesenangan maupun kesedihan. Sahabat juga dapat menjadi pengganti saudara seseorang di pondok yang harus dihormati dan disayangi. Tidak hanya itu, sahabat juga dapat menjadi tempat berbagai curahan hati apabila seseorang memiliki masalah ataupun hal-hal yang perlu didiskusikan terlebih dahulu.
4. Percaya pada teman-teman pondok.
Rasa kepercayaan itu wajib dimiliki seseorang agar tidak timbul rasa kecurigaan satu sama lain, tetapi seseorang harus tetap waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ketidakpercayaan satu sama lain dapat menjadi hal yang dapat membuat ketidaknyamanan antara seseorang dengan temannya, terlebih lagi antara seseorang dengan teman sekelas dan teman sekamarnya sendiri.
5. Mencari tempat ternyaman di pondok.
Terkadang kita memerlukan waktu untuk menyendiri baik itu untuk beribadah, merenung, bermawas diri, dan lain sebagainya. Kita juga memerlukan tempat yang nyaman agar tenang dalam melakukan kegiatan di atas, baik itu di aula, masjid/musala, perpustakaan, kamar pribadi (asrama), atau ruangan kelas. Dari tempat-tempat di atas yang paling cocok digunakan adalah kamar pribadi, karena di situ kita dapat melakukan kegiatan di atas dengan nyaman dan tenang.
6. Membersihkan serta merapikan ruangan dan barang-barang pribadi maupun umum.
Lingkungan yang kotor dan berantakan dapat membuat kita risih. Sikap risih tersebut dapat menyebabkan kita tidak kerasan atau betah di pondok. Maka santri harus menghilangkan sikap risih tersebut dengan memulai dari diri sendiri. Selain itu jangan menunggu seseorang untuk mulai membersihkan serta merapikan ruangan dan barang-barang pribadi atau umum.
7. Mengubah persepsi yang kurang tentang pondok menjadi persepsi yang baik.
Para santri yang dipaksa masuk pondok oleh orang tuanya biasanya memiliki persepsi bahwa pondok pesantren adalah “penjara suci”. Dengan persepsi demikian, dapat mengakibatkan niat dan pola pikir yang keliru dalam mondok. Padahal pesantren merupakan tempat yang aman dan nyaman bagi seseorang yang bercita-cita menjadi orang yang sukses, berilmu, berakhlak, dan mulia.
Maka, para santri seharusnya merubah persepsi yang baik tersebut, yakni bukan menyebut penjara melainkan “istana suci”. Dengan persepsi baiklah kita akan merasa nyaman dan betah untuk berproses sebelum kelak terjun di masyarakat.
Pondok pesantren merupakan peradaban yang dari dulu sampai sekarang tidak akan pernah hilang atau punah. Tak akan ada yang mampu menghilangkan peradaban santri yang esensinya ialah peradaban ilmu, akhlak, dan pengabdian.
Walaupun kadang dipandang remeh dan stigma negatif oleh sebagian kalangan, tapi pondok pesantren terus membuktikan para santri lulusannya banyak menjadi orang yang sukses, baik, dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat.
Demikian, beberapa tips agar santri betah di pondok pesantren. Semoga para santri selalu diberi ketabahan dan kesabaran Allah dalam mengaji serta mengabdi. Wallahu a’lam.